Aksi temu kader PIS dan warga di Kab. Karawang
Kunjungan ke Kabupaten Karawang dilakukan oleh Caleg PIS DPR RI Dapil Jabar VII dengan rombongan Team Sukses menuju PAC (Pimpinan Anak Cabang) Klari Kabupaten Karawang dan rencana juga mengunjungi ketua DPC PIS Karawang Bapak Wilfried (Willy), namun Ketua DPC PIS Karawang tidak bisa dihubungi sehingga focus kunjungan diarahkan ke PAC PIS Klari. Logistic yang dibawa berupa : 225 buah bendera PIS , 2.500 lembar stiker PIS dan 1.000 lembar Kalender PIS, 3 dus minuman botol, rokok, dll.
Agenda awal adalah dalam rangka acara bakti sosial pengobatan gratis, namun informasi PAC PIS Klari acara ditunda sehingga kunjungan kerja dilakukan ke 2 desa terpencil dibelakang kawasan industri Karawang yaitu Desa KUTA MEKAR, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang dan Desa PARUNG MULYA, Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang untuk melakukan sosialisasi pemilu dan surat suara serta bantuan untuk pembangunan musholla desa.
Tiba di sekertariat PAC PIS Klari sekitar pukul 10.00 WIB dan disambut oleh Ketua PAC PIS Klari, Wakil Ketua dan seluruh pengurus PAC PIS Klari, juga hadir Caleg DPRD Karawang ibu Vega Veolita Puspa. Kemudian rombongan melakukan konsolidasi dan meeting dalam rangka kunjungan kedaerah konstituen PIS yang merupakan basis massa PIS.
Nindya Nazara – caleg PIS DPR RI Dapil Jabar VII memberikan bantuan kepada PAC PIS Klari berupa uang tunai dan logistik bendera PIS sebanyak 100 buah dan alat kelengkapan campaign berupa stiker dan kalender PIS.
Tepat jam 11.00 WIB rombongan Caleg DPR RI Jabar VII dan rombongan PAC PIS Klari yaitu Ketua PAC PIS dengan menggunakan 2 (dua) kendaraan menuju daerah konstituen PIS, sebelumnya kami mampir dahulu untuk sekedar membelikan minuman dan rokok untuk oleh-oleh kepada warga.
Desa Kuta Mekar
Lokasi Kecamatan desa terletak di belakang Kasawan Industri Karawang yang merupakan dataran tinggi (pegunungan) dengan medan jalan akses cukup kecil, berliku dan belum diaspal (tanah dan batu) yang merupakan akses jalan desa satu-satunya, kami juga sempat beberapa kali berhenti dan turun dari kendaraan untuk memastikan agar roda kendaraan tidak terperosok masuk ke selokan ataupun sawah, setelah melewati jembatan kecil yang sempit dan berkelok tibalah didesa KUTA MEKAR dan dikejauhan terlihat warga sedang bahu membahu merenovasi musholla dipinggir jalan desa, musholla berukuran kira-kira 50 meter persegi sudah berdiri seluruh temboknya namun belum lagi ada atap, saat rombongan datang warga dan pekerja sedang memasang genteng (lihat foto). Juga sudah terpasang bendera PIS didepan musholla dengan sebatang bambu panjang.
Kami diterima oleh Wakil Kepala Dusun desa KUTA MEKAR dirumahnya yang sekaligus sebagai posko proyek perbaikan musholla, sambutan warga desa sangat ramah, kami berbincang-bincang dan disuguhi makanan ringan khas daerah tersebut yaitu seperti kue semprong berbentuk kerucut dan kerupuk berwarna merah khas desa serta minuman air mineral kemasan.
Selang beberapa waktu kemudian berkumpullan warga Desa KUTA MEKAR yang didominasi ibu-ibu dan anak-anaknya karena sebagian kaum bapak sedang bekerja di musholla, Ibu Vega Violeta Puspa – Caleg DPRD Kabupaten Karawang memberikan sambutan dan memperkenalkan rombongan dengan bahasa setempat (sunda), kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi surat suara kepada warga desa yang hadir di kediaman Wakades KUTA MEKAR. Kemudian dilanjutkan oleh Bapak Nindya Nazara - Caleg DPR RI Dapil Jabar VII Partai Indonesia Sejahtera (PIS No. 33) memperkenalkan diri dan rombongan serta menjelaskan maksud kedatangan yaitu dalam rangka sosilalisasi pemilu 2009 dan surat suara.
Dalam orasinya Bapak Nindya Nazara (NNA) menjelaskan bahwa pentingnya momen pemilu yang hanya datang 5 tahun untuk memilih pemimpin Indonesia yaitu Presiden Republik Indonesia dan para wakil rakyat yang duduk ditingak pusat (DPR RI), daerah (DPRD) dan DPD yang merupakan wakil dari masyarakat dan warga desa KUTA MEKAR. Sehingga masyarakat diharapkan aktif berpartisipasi dalam pesta demokrasi yang pada tahun 2009 ini sangat berbeda dengan masa-masa era ORBA dimana rakyat memilih langsung pemimpin yang di-inginkan dan dicintainya. Kemudian Bapak Nindya Nazara (NNA) juga berpesan agar warga “tidak salah” memilih pemimpinnya karena jika salah maka rakyat juga yang akan merasakannya, gunakan hati nurani dalam menentukan pilihan, Bapak Nindya Nazara tidak pernah mewajibkan warga (konstituennya) untuk memilih beliau, hanya bila warga merasa beliau dapat dipercaya untuk mewakili warga desa KUTA MEKAR maka amanat itu akan dilaksanakan sebaik-baiknya, sehingga Bapak Nindya Nazara tidak berani memberikan janji-janji muluk kepada warga.
Tidak lupa pula kami memaparkan PIS dan calon Presiden RI yang diusung PIS yaitu Bapak Letjen TNI (Purn) Dr (HC) H. Sutiyoso, sebagian besar masyarakat sudah sangat mengenal figur Capres PIS, dan mereka mengangguk-anggukan kepala.
Sesi Tanya jawab cukup ramai dan warga antusias untuk bertanya tentang tehnis pencoblosan surat suara karena kali ini sangat berbeda dengan pemilu yang mereka kenal. Pertanyaan umumnya banyak dijukan oleh kaum ibu dan tematik masalah keabsahan surat suara, berkali-kali kami harus menjelaskan dan mengulang-ulangnnya dengan sabar sampai seluruhnya mengerti. Bagaimana harus membuka surat suara, menyimak dan menandai-nya sampai detail sekecil-kecilnya sehingga warga seluruhnya menjadi jelas.
Kemudian kami juga memberikan sumbangan uang tunai kepada Wakades KUTA MEKAR untuk sekedar membantu memberikan bantuan dalam rangka renovasi musholla desa. Pada saat yang bersamaan Team Sukses bersama anggota PIS PAC Klari membagi-bagikan logistik pemilu yaitu stiker PIS dan Kalender PIS kepada seluruh warga yang hadir termasuk para pekerja di musholla dan tetangga sekitar desa. Dalam acara pembagian atribut partai ini sangat meriah karena warga desa antusias sekali dan sangat ingin memiliki atribut tersebut baik untuk dikoleksi maupun ditempel pada pintu dan jendela rumah mereka.
Kami sangat terharu dengan sambutan warga desa, apalagi desa terpencil ini belum memiliki jalan aspal, tidak ada air bersih, tidak ada listrik…!!!, sungguh sangat aneh dan sedih hati kami melihat kenyataan diabad modern dipenghujung tahun 2008 masih ada rakyat Indonesia yang beberapa meter bertetangga dengan Kawasan Industri Karawang yang berdiri pabrik-pabrik besar dan megah… tidak memiliki listrik….!!! Tidak ada televisi, radio, Koran apalagi internet… bahkan kami berjalan berkilo meter tidak menemukan sekolah, puskesmas, dan fasum lainnya, Luar bisa ironis dan mengenaskan…. Namun itulah kenyataan yang kami lihat.
Setelah selesai acara tatap muka kami pamit kepada Wakades dan warga desa, tak lupa kami berpose (foto) bersama di depan rumah Wakades KUTA MEKAR didampingi oleh Wakades sendiri dan warganya, Ketua & Wakil Ketua PIS PAC Klari, Caleg DPRD Karawang dan Team Sukses… semua tersenyum dan mengangkat jari yang menyatakan dukungan kepada PIS dan calegnya… sambil berseru “ hiduuuuuuuuuuuuup PIS 33”…
Tidak terasa hampir 3 (tiga) jam kami berbaur dengan warga desa KUTA MEKAR, dan rombongan meneruskan perjalanan menuju desa PARUNG MULYA yang lokasinya diatas pegunungan beberapa kilometer dari desa KUTA MEKAR.
Desa Parung Mulya
Mobil rombongan hanya sampai dikaki gunung jalan menuju desa PARUNG MULYA, karena jalan desa yang sempit berupa semak belukar hanya jalan tanah dan bebatuan yang kiri kanannya masih ditumbuhi ilalang dan hutan liar, sampai di rumah sesepuh desa yaitu Abah Kumis mobil tidak dapat lagi melanjutkan perjalanan karena jalan menyempit sehingga kami harus turun dan berjalan kaki untuk mencapai desa PARUNG MULYA yang terletak di ketinggian (pegunungan).
Abah Kumis adalah mantan pejuang kemerdekaan RI yang disegani didaerah tersebut dan merupakan tokoh masyarakat, usianya sekitar 80-an tahun namun masih sangat baik pendengaran dan penglihatannya, setelah bersalaman dan minta restu serta tidak lupa menempelkan stiker PIS dan memberikan souvenir kalender PIS kami melanjutkan pendakian, dipekarangan Abah Kumis berkibar bendera PIS tertiup angin pegunungan dengan megahnya, bendera sudah agak lusuh menandakan sudah lama dikibarkan.
Kami dan rombongan berjalan mendaki +/- 5 km untuk mencapai posko PIS di desa PARUNG MULYA diatas pegunungan, jalan yang kami lalui adalah jalan desa berupa tanah dan masih becek dibeberapa bagian, jalan desa sangat sepi hanya rombongan kami yang ada dan sesekali berpapasan dengan warga desa yang sedang bekerja di ladang/ kebun.
Udara sangat cerah dan panas, dari ketinggian seluas mata memandang tampak dikejauhan pinggiran kota Karawang, luasnya areal masih belum produktif, sebagian besar berupa ilalang dan tanaman liar, hanya dipingir jalan yang kami lalui tampak beberapa petak kebun palawija dan tanaman padi tadah hujan, menurut informasi yang kami peroleh sulitnya air dan tidak ada system irigasi sehingga pertanian dan perkebunan tidak berkembang. Lokasi rumah warga juga agak berjauhan, Desa PARUNG MULYA memiliki 450 KK seluruhnya adalah petani/ peladang dan pedagang (warung kecil). Sepanjang jalan berkibar bendera PIS dan beberapa ada bendera PDIP dan PPP, kelihatannya baik desa PARUNG MULYA dan desa dibawahnya adalah basis PIS.
Rombongan dan Team sukses akhirnya tiba di Posko PIS yang merupakan rumah agak besar dengan pendopo juga cukup luas, sudah menanti tokoh masyarakat setempat yaitu Bapak Nur dan warga masyarakat, Ketua PIS PAC Klari memberikan sambutan kata pembuka, kemudian disusul Ibu Vega Violeta Puspa – Celeg DPRD Karawang memberikan sambutan perkenalan dengan bahasa setempat (Sunda) disusul Bapak Nindya Nazara – Celeg DPR RI Jabar VII menyampaikan salam perkenalan dan dilanjutkan sosialisasi pemilu dan surat suara dihadapan warga desa yang terus berdatangan baik bapak-bapak dan ibu –ibunya, warga menyimak dan sebagian besar sudah mengerti karena sebelumnya kader-kader PIS (Teamnya Ibu Vega) pasti sudah lebih dulu memberikan pembekalan kepada warga desa.
Dalam sesi tanya jawab, ada seorang warga (ibu) menyeletuk, “bahwa kami hanya memberikan janji, bukan bukti”… seperti yang dilakukan pada Pikada Bupati beberapa waktu lalu yang suaranya menang mutlak didesa tersebut namun sang Bupati setelah terpilih tidak pernah lagi muncul ke desa tersebut, apalagi merelisasikan janji-janjinya.
Kami terkejut juga dengan peryataan tersebut, dan kami sadar bahwa warga desa yang polos ini sudah memiliki keberanian mengemukakan pendapat dan yang paling penting mereka punya nurani, sehingga sekali lagi kami tidak berani berjanji apa-apa kecuali memberikan pandangan tentang mekanisme pemilihan anggota DPR RI, DPRD dan DPD serta Presiden RI sesuai UU pemilu dengan bahasa yang sederhana, dan menampung aspirasi serta harapan mereka, misalnya masalah yang paling basic yaitu listrik, kami akan bantu menyampaikannya kepada pemerintah.
Kami juga akan mempromosikan lahan tidur mereka yang luas (belum tergarap) beberapa dikuasai oleh perusahaan besar namun belum dimanfaatkan sehingga ada harapan warga untuk dibantu sebagai petani penggarap dilahan tidur tersebut. sebagai ilustrasi harga tanah disana masih sangat murah yaitu Rp. 3 juta untuk 1 hektar persegi.
Setelah sosialisasi dan tanya jawab selesai kami menempelkan stiker PIS dan membagikan Kalender PIS kepada warga, kemudian kami berpamitan untuk kembali menuju desa lain. Saat kami pamit masih terus saja warga berdatangan dan minta atribut PIS, hingga kami kehabisan logistic.
Diperjalanan pulang kembali ke lokasi dimana mobil rombongan diparkir, kami bertemu seorang petani yang sedang beristirahat di gubuknya, kami sempat berbincang-bincang dan berfoto bersama petani tersebut dengan menggunakan topi caping bersama-sama Ibu Vega dan Bapak Agus Sulasmana – Wakil Ketua PIS PAC Klari. Kemudian kami meneruskan perjalanan menuruni jalan desa. Rombongan kelelahan, kehausan dan kelaparan menjelang petang, namun tidak satupun kami temukan rumah makan hingga kami jumpai hanya warung kecil milik warga dan seluruh rombongan dapat istirahat sejenak untuk sekedar minum dan menikmati makanan kecil berupa roti khas setempat dan makanan ringan lainnya.
Bapak Agus menyarankan untuk lanjut ke 2 (dua) desa lagi yang merupakan basis PIS, namun kami melihat kondisi rombongan sudah sangat kelelahan apalagi terdapat anak-anak kecil yang ikut dalam rombongan, Ibu Vega juga sudah terkilir pergelangan kakinya karena salah menggunakan selop agak tinggi, Ibu Shelly juga sudah lecet-lecet kaki, dan anak ibu Vega yang ikut sempat terjatuh dan menangis. Sehingga kami memutuskan untuk kunjungan lapangan cukup di 2 desa ini dulu yaitu desa KUTA MEKAR dan PARUNG MULYA, karena sore harinya kami agendakan berkunjung ke DPC Kabupaten Bekasi yaitu bertemu dengan Sekertasis DPC Bapak Theodorus Rauf (Teddy) yang juga Caleh DPRD Kab. Bekasi.
2 komentar:
Suara Perempuan bisa memegang peranan...
Menurut LSI, 61% perempuan paling antusias memberikan suaranya daripada Pemilih Laki-laki..
Raih simpati Perempuan...
Sukses untuk Pak Caleg No. 4 PIS Dapil Jabar VII...
Salam PISSS...
RHA
Tim Sukses
Setuju dengan pandangan pak RHA bahwa kaum perempuan adalah pemilih potensial, hal ini terbukti waktu kami kunjungan ke Desa-desa di kec Ciampel kab, Karawang mayoritas warga yang berkumpun dan antusias adalah kamum ibu-ibu saat sosialisasi surat suara oleh Caleg PIS
Posting Komentar